Cara Pemijahan Ikan Lele
1. Pemijahan secara alami (tradisional)
Ikan lele sudah bisa dipijahkan, asalkan induk yang akan di pijahkan telah memenuhi pesyaratan dan kondisi induk telah matang gonad. Apabila akan dipijahkan secara alami, prosedur pemijahannya hampir sama dengan pemijahan secara semi intensif.
Perbedaannnya adalah pada pemijahan secara alami, induk lele, baik jantan maupun betina, tidak di suntik hormon perangsang, Pemijahan secara alami dilakukan dengan alat dan cara yang sederhana. Campur tangan manusia dan pengunaan alat bantu juga sangat terbatas. Pemijahan secara alami tidak membutuhkan biaya besar, tetapi produksi benih lele kuran maksimal.
Langkah pertama dalam pemijahan ikan lele secara alami adalah memilih induk jantan dan betina yang telah matang gonad. Usahakan bobot induk jantan dan betina yang akan dipijahkan seimbang.
Keseimbangan bobot sangat bepengaruh terhadap keberhasilan pemijahan ikan lele tersebut. Apabila bobot induk tidak seimbang, ada kemungkinan induk ikan yang satu akan takut kepada induk ikan lainnya.
Setelah induk dipastikan telah siap mijah, pada sore hari (kira-kira pukul 16.00) induk jantan maupun betina dimasukkan kedalam bak atau wadah pemijahan yang dilengkapi kakabakan dan dibiarkan memijah sendiri. Usahakan air yang jernih terus-menerus mengalir sehingga air dalam bak pemijahan tetap segar.
Apabila tidak ada aliran air masuk dan keluar, aerator dapat dipasang pada bak pemijahan untuk menyuplai oksigen selama pemijahan. Lalu wadah pemijahan ditutup supaya induk ikan tidak dapat melompat keluar.
Penutup wadah sebaiknya dibuat dari anyaman bambu yang tidak begitu rapat atau lembaran seng. Menjelang pagi hari biasanya induk ikan lele sudah mulai memijah, induk lele betina mengeluarkan telur diikuti dengan induk jantan mengeluarkan sperma.
Proses pembuahannya terjadi diluar tubuh ikan (eksternal). Pagi harinya sekitar 07.00 biasanya proses pemijahan telah selesai dan telur yang sudah dibuahi telah menempel pada kakabakan.
Ada 2 macam warna telut yang menempel pada kakabakan, yakni transparan dan putih susu. Telur bewarna transparan berarti telur yang fertil (telah dibuahi), sedangkan telur yang berwarna putih susu merupakan telur yang tidak fertil (tidak dibuahi).
Dengan demikian, tingkat fertilitas telur dan derajat tetas telur tersebut bisa diperkirakan. Langkah selanjutnya adalah mengangkat induk dari wadah atau kolam induk. Tempat penetasan telur dapat dilakukan di wadah pemijahan dengan terlebih dahulu induk dipindahkan ke kolam induk. Tempat penetasan telur dapat juga dilakukan pada bak fiberglass, akuarium, bak semen, maupun bak terpal plastik.
2. Pemijahan secara semi intensif
Apabila akan dipijahkan dengan cara semi intensif, prosedur pemijahannya hampir sama dengan pemijahan secara alami. Perbedaannya adalah pada pemijahan secara semi intensif, baik induk lele jantan maupun betina, di suntik dengan menggunakan hormon perangsang untuk pematangan dan ovulasi sel telur. Induk leke yang sudah di suntik, baik jantan maupun betina dimasukkan kedalam bak atau wadah pemijahan yang dilengkapi kakabakan dan dibiarkan memijah sendiri. Jadi proses pemijahan dan pembuahannya berjalan secara alami.
Hormon perangsang dapat berupa ovaprim (hormon komersial), ekstrak kelenjar hipofisa yang berasal dari spesies ikan yang sama atau ikan mas (sebagai ikan donor universal), atau hCG (human Chorionic Gonadotropin). Ovarium mengandung GnRH dan antidopamin. Ovaprim akan merangsang hipotalamus mengeluarkan GnRH dan menghambat kerja dopamin.
GnRH tersebut akan mempengaruhi kelenjar hipofisa mengeluarkan gonadotropin. Sementara itu kelenjar hipofisa berfungsi merangsang pertumbuhan sel telur. Umumnya pembudidaya lebih suka memijahkan lele dengan penyutinkan menggunakan obat perangsang Ovaprim karena penjadwalan produksi dapat dilakukan lebih cepat.
weee,,,, mkasi mas ini atas ilmu tentang budidaya ikan lele
ReplyDelete