-->

Cara Pembesaran Ikan Lele

Di dalam ternak lele, ada tahapan pembesaran ikan lele baik jenis lele dumbo maupun jenis lele sangkuriang. Cara beternak ikan lele untuk pemula merupakan sebagai langkah awal dalam bisnis di bidang ini, sukses dan tidaknya tergantung dalam mempelajari setiap tahapan atau segmentasi ternak lele.

Pembesaran Ikan Lele

Pembesaran ikan merupakan suatu kegiatan budi daya yang bertujuan menghasilkan ikan lele untuk ukuran konsumsi. Dalam kegiatan pembesaran ini, ikan lele didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran panen atau sesuai ukuran pasar melalui penyediaan lingkungan media hidup ikan yang optimal, pemberian pakan yang tepat serta pengendalian hama dan penyakit.
Adapun ukuran ikan lele konsumsi adalah 8-12 ekor/kg. Tahapan kegiatan proses produksi pembesaran ikan umumnya meliputi :
  • Persiapan kolam atau wadah
  • Penebaran benih
  • Pemberian pakan
  • Pengelolaan air
  • Pengendalian hama dan penyakit
  • Pemanenan

A. Persiapan Kolam Pembesaran Ikan Lele

Sebelum digunakan, wadah pembesaran dipersiapkan terlebih dahulu. persiapan tersebut bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang optimal bagi ikan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam persiapan kolam pembesaran, diantaranya sebagai berikut :

1. Pengeringan dan pengolahan tanah

Pengeringan dasar kolam selain untuk mengistirahatkan lahan, juga bertujuan untuk membasmi hama dan penyakit, menghilangkan senyawa atau gas-gas beracun, mempercepat proses mineralisasi dari sisa bahan organik, dan memperbaiki struktur tanah menjadi gembur sehingga aerasi dalam tanah menjadi lebih baik.

Pengeringan dasar kolam mutlak dilakukan dalam persiapan budi daya ikan lele. Proses pengeringan dan penjemuran di dasar kolam dilakukan selama 3 sampai 7 hari, tergantung kondisi suaca dan keadaan tanah.

Pengeringan kolam dianggap selesai jika tanah dasar kolam menjadi retak. Pengeringan untuk kolam semen dan terpal dianggap selesai jika dasar dan dinding kolam sudah kering dan tidak basah.

Pengolahan dasar kolam bertujuan untuk menggemburkan tanah, membuang gas-gas beracun supaya terlepas ke udara, dan proses oksidasi dapat berlangsung lebih banyak. Pada pengo;ahan tanah dasar kolam, tanah dibalikkan dengan cara pembajakan maupun pencangkulan.

Saluran tengah atau kemalir (kamalir) pada tengah kolam juga perlu diperdalam lagi jika sudah dangkal. keberadaan kemlir ini sangat diperlukan karena mempermudah pemanenan, disamping sebagai tempat berlindung benih lele pada siang hari dari predator (pemangsa) yang mengancam.

2. Pengangkatan lumpur hitam

Lumpur hitam yang berbau agak busuk dan menyengat biasanya diangkat dari lahan kolam pemeliharaan. Tujuannya untuk membuang gas-gas beracun, seperti amonia dan hidrogen sulfida. Keberadaan lumpur hitam yang biasanya di sekitar kemlair ini akibat sisa-sisa pakan dan kotoran ikan lele yang menumpuk di dasar kolam.

Untuk mengurangi bahan organik di dasar kolam tersebut, lapisan tanah dasar kolam yang berwarna hitam di cangkul sedalam 5 sampai 10 cm. Lumpur tersebut diangkat, kemudian dipindahkan ke pematang. Lalu pembuangan lumpur hitam pada kolam semen dan terpal bisa dengan cara digelontor memakai air atau di sedot dengan pompa.

3. Perbaikan pematang dan saluran air

Perbaikan pematang perlu dilakukan agar tidak terdapat kebocoran pematang atau ada bagian rusak. Kerusakan yang terjadi pada pematang biasanya berupa kebocoran kolam yang diakibatkan oleh kepiting, belut, dan ular.

Penyusutan ketinggian pematang akibat pemadatan serta longsoran oleh hujan atau aktivitas panen. Perbaikan saluran dilakukan supaya pemasukan air berjalan lancar, perbaikan tersebut biasanya dilakukan pada saat pengeringan kolam atau bersama dengan pekerjaan pengangkatan lumpur di dasar kolam.

4. Pengapuran

pengapuran dilakukan sesuai panen, hal ini disebabkan dasar kolam membentuk keasaman yang tinggi pada budi daya ikan lele intensif.
Pengapuran bertujuan untuk :
  • Menaikkan PH tanah, 
  • Membunuh hama, 
  • Membunuh parasit,
  • Menghindarkan penyakit ikan, 
  • Mempercepat pembongkaran bahan-bahan organik
Jenis kapur yang biasa digunakan untuk pengapuran kolam di antaranya :
  • Kapur pertanian (CaCO3) atau dolomit dalam bentuk Ca, Mg, (CO3)2,
  • Kapur tohor
  • Kapur mati.
Pemberian Kapur dilakukan dengan cara di sebar merata di permukaan tanah dasar kolam. Setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan cangkul sehingga kapur bisa masuk ke dalam lapisan tanah dasar.
Pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam dan dasar terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampur air.
kapur yang sering digunakan adalah kapur pertanian atau dolomit dengan dosis 60g/m persegi. Dosis kapur yang digunakan tergantung pada kondisi pH tanah. Semakin rendah pH tanah, kebutuhan kapur untuk pengapuran semakin banyak.

5. Pemupukan

Pemupukan berguna untuk menyediakan media tumbuh pakan alami dan unsur hara bagi plankton yang menjadi pakan bagi ikan lele, terutama stadia benih. Ketersediaan pakan alami sangat penting dan dibutuhkan benih ikan terutama pada tahap awal penebaran.

Oleh karena itu, kolam budi daya perlu dipupuk pada tahap persiapan. Pupuk yang sering digunakan terdiri dari kotoran ternak besar (sapi, domba, atau kerbau) dengan dosis 150 g/m persegi, kotoran ayam sebanyak 250 sampai 500 g/m persegi, pupuk urea 15 g/m persegi, dan TSP 10 g/m persegi. Dosis tersebut tidak mutlak, tetapi disesuaikan dengan kesuburan kolam.

Khusus pupuk organik (kandang) sebaiknya menggunakan pupuk yang sudah jadi (masak) dan kering. Cara pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan cara disebar pada dasar kolam maupun dionggokan di beberapa tepi kolam dengan menggunakan karung.

Untuk pupuk TSP dan urea, pupuk diberikan dengan cara disebar pada dasar kolam. Tujuan pemupukan untuk meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan fitoplankton untuk berfotosintesis.

Hasil pemupukan dapat dilihat pada perubahan warna air kolam. Air kolam yang telah dipupuk menjadi hijau atau hijau kecokelatan. Keberadaan fitoplankton di air dapat mendorong pertumbuhan populasi zooplankton sehingga bisa meningkatkan ketersediaan pakan alami.

6. Pengisian air kolam

Pengisian air kolam dilakukan setelah kegiatan pengapuran dan pemupukan selesai. Pengairan kolam dilakukan hingga ketinggian air mencapai 30 sampai 40 cm, Pada ketinggian air tersebut, sinar matahari masih bisa mencapai dasar kolam tempat terdapatnya pupuk. Keberadaan unsur hara dan sinar matahari merupakan syarat tumbuhnya fitoplankton di kolam,

Kolam yang telah diairi dibiarkan selama 5 sampai 7 hari agar ditumbuhi plankton. Tanda-tanda air yang ditumbuhi plankton biasanya warna air berubah menjadi kehijauan.

Ketinggian air kolam dipertahankan 30 sampai 40 sm pada waktu penebaran benih ikan karena ukuran benih masih kecil. Jika ketinggian air lebih dalam lagi, bibit lele yang masih kecil akan kesulitan bergerak sampai kepermukaan air untuk mengambil pakan atau proses penapasan. Ketinggian air kolam ditambah secara berkala seiring dengan bertambahnya ukuran berat ikan lele hingga ketinggian ideal antara 100 sampai 120 cm.

No comments:
Punya pertanyaan saran, kritik, ide atau kontribusi lainnya? Silahkan bubuhkan di kolom komentar yang kami sediakan.